Selasa, 18 Maret 2014

Manajemen Dokter Ruangan

Salah satu komponen penting sistim pelayanan rumah sakit adalah dokter ruangan. Dokter ruangan adalah dokter umum yang bertugas di ruangan melayani pasien. Fungsi dokter ruangan sangat penting. Mereka merupakan garda terdepan pelayanan medis di ruangan. Makin besar rumah sakit, makin penting peran mereka, mengingat banyaknya pasien yang dirawat dengan segala permasalahannya.

Namun demikian, jika tidak dikelola dengan baik, dokter ruangan tidak akan berfungsi maksimal. Perannya akan menjadi “canggung” di tengah-tengah antara perawat ruangan dan dokter spesialis. Keterampilan praktis mereka sering kalah dibandingkan perawat senior, sementara pengetahuan medis mereka tentu jauh dibawah dokter spesialis. 

Akhirnya posisi mereka sering hanya menjadi “peran pembantu”. Perawat sering mencari mereka hanya untuk menuliskan resep sesuai instruksi dokter spesialis, sementara dokter spesialis sering mengabaikan mereka karena mereka tidak menguasai masalah yang ada pada pasien; baik karena keterbatasan pengetahuan, tidak mengobservasi pasien dengan baik, atau overload akibat rasio antara dokter ruangan dengan jumlah pasien tidak sesuai. 

Akibat dari itu, yang paling dirugikan tentu saja pasien. Pasien menjadi tidak tertangani dengan baik. Mengapa? Dokter spesialis hanya “menengok” pasien kurang dari sepuluh menit sehari, perawat terlalu sibuk dengan begitu banyak pekerjaan rutinnya, sementara dokter ruangan kikuk antara memenuhi permintaan perawat lewat telepon, kondisi pasien yang tidak dikuasai sepenuhnya, dan komunikasi dengan dokter spesialis yang tidak lancar. Akhirnya, pasien sering gagal teridentifikasi masalahnya, dan kadang-kadang berujung fatal. 

Nah disinilah potensi perbaikan yang dapat dilakukan. Yaitu dokter ruangan berperan sebagai pengidentifikasi risiko atau masalah. Jika dokter ruangan dapat berperan seperti itu, maka pasien dapat segera ditangani sebelum sampai masalahnya berlarut-larut. Hal ini tentu saja perlu ditunjang dengan sistim laporan jaga yang juga menitik beratkan pada pelaporan identifikasi masalah dan tindak lanjutnya. Jika dokter ruangan dapat berfungsi sebagai pengidentifikasi masalah, dan didukung oleh sistim laporan jaga yang mendukung, maka dengan sendirinya masalah pasien dapat tuntas diatasi. 

Pertanyaannya adalah, apa saja yang disebut masalah bagi dokter ruangan yang perlu dilaporkan? Dibawah ini ada beberapa daftar masalah yang perlu dilaporkan setiap hari oleh dokter ruangan dalam laporan jaga:
  1. Pasien dengan indikasi rawat yang tidak jelas
  2. Pasien tidak memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
  3. Pasien dirawat oleh lebih dari dua dokter spesialis
  4. Pasien belum divisit oleh dokter spesialis
  5. Dokter spesialis gagal dihubungi lewat telepon untuk melaporkan kondisi pasien
  6. Pasien dirawat tanpa diagnosa yang jelas
  7. Pasien dirawat tanpa ada pemeriksaan penunjang
  8. Pasien dirawat tanpa diberikan terapi yang jelas
  9. Pemberian terapi terlambat
  10. Tidak ada kemajuan terapi
  11. Pasien diberi obat lebih dari 7 macam
  12. Pasien dirawat lebih dari 7 hari
  13. Pasien komplain karena satu dan lain hal
  14. Keadaan umum pasien buruk
  15. Keadaan umum pasien memburuk
  16. Pasien meninggal
  17. Pasien dirujuk
  18. Pasien pulang atas permintaan sendiri (pulang paksa)
  19. Pasien kembali masuk rawat dalam waktu 14 hari setelah pulang
  20. Pasien kembali masuk kamar operasi setelah dioperasi 
  21. Pasien memiliki masalah biaya
  22. Pasien dilakukan operasi cito
Anda dapat menambahkan sendiri daftar masalah di atas sesuai pengalaman pribadi. 

Berdasarkan pengalaman yang ada, pasien-pasien yang teridentifikasi dengan masalah seperti itu, mempunyai potensi lebih besar untuk menimbulkan masalah. Oleh karena itu, dalam laporan jaga, semua hal itu perlu mendapat perhatian lebih, serta dilakukan pemantauan dan tindak lanjut dengan sebaik-baiknya.

Contoh formulir laporan harian dokter ruangan dapat dilihat disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar