Senin, 12 November 2012

Malpraktek Dapat Dicegah

Sengketa antara rumah sakit dengan pasien menunjukkan kecenderungan yang makin meningkat. Kata “malpraktek” kelihatannya makin populer. Kenyataan ini bisa ditinjau dari berbagai sudut pandang. Namun, satu hal yang semuanya sepakat, bahwa dari sudut pandang apapun, malpraktek telah menimbulkan kerugian, baik bagi rumah sakit maupun bagi pasien. Walaupun pasien akhirnya mendapatkan kompensasi, tetap saja pasien mengalami kerugian. Karena kecacatan atau bahkan kematian pada dasarnya tidak tergantikan oleh kompensasi materi sebesar apapun. Nah, disinilah kepentingan rumah sakit, dokter, dan pasien bertemu. Tidak ada rumah sakit ataupun dokter yang ingin melakukan malpraktek. Dan sebaliknya, tidak ada pasien yang mau menjadi korban malpraktek. Nah, jadi jelas kan titik temunya? Oleh karena itu, semua pihak harus berupaya agar malpraktek ini dapat dicegah.

Upaya pencegahan malpraktek merupakan isu besar bagi rumah sakit dan dokter. Semua standar mutu rumah sakit mengarahkan upaya pokoknya pada keselamatan pasien. Sekarang, jika pihak rumah sakit dan dokter melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya malpraktek, bagaimana dengan pihak pasien? Bukankah pihak pasien pun tidak ingin menjadi korban malpraktek? Apa upaya yang perlu dilakukan oleh pasien agar terhindar dari malpraktek? Sebagaimana pihak rumah sakit dan dokter, maka pihak pasien pun perlu berupaya sungguh-sungguh agar terhindar dari malpraktek. Hal ini agar pihak pasien dapat berkontribusi dalam mencegah terjadinya malpraktek dari sisi pasien. Sehingga, upaya pencegahan malpraktek mendapatkan sinerginya.

Benar bahwa tanggung jawab keselamatan pasien ada di pihak rumah sakit dan dokter. Namun, tidak ada gading yang tak retak. Disinilah peran pasien menutup kekurangan itu. Tulisan ini bermaksud membahas upaya pencegahan malpraktek dari sisi pasien. Bukan untuk mengajak pasien bertanggung jawab atas keselamatannya di rumah sakit. Tapi untuk membantu pasien dan masyarakat terhindar dari malpraktek. Berikut ini adalah saran-sarannya:
  1. Pastikan anda datang ke rumah sakit yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan anda. Jangan datang ke rumah sakit ibu dan anak jika anda menderita sakit jantung.
  2. Datanglah ke dokter yang ahli di bidangnya. Jika anda menderita gangguan pencernaan, datanglah ke dokter ahli penyakit dalam. Jangan datang ke dokter ahli jantung, walaupun dia adalah dokter favorit anda.
  3. Carilah dokter yang mau menyediakan waktu cukup untuk anda bertanya dan menjelaskan penyakit anda. Jangan bangga dengan kondisi dimana anda baru dapat bertemu dokter pada jam 2 pagi karena daftar tunggu yang panjang. Ingat, dokter juga manusia.
  4. Jika anda harus berobat ke Unit Gawat Darurat, perhatikanlah. Apakah rumah sakit yang anda kunjungi mempunyai sistim untuk menilai dan melayani pasien berdasarkan urutan prioritas kegawatdaruratannya?
  5. Sebelum menjalani perawatan, anda diberi informasi mengenai hak-hak dan kewajiban anda sebagai pasien.
  6. Pastikan anda diidentifikasi dengan benar. Bagaimana cara mengetahuinya? Jika anda pengguna kartu kredit pasti anda sudah terbiasa. Prosesnya disebut identifikasi positif. Petugas akan meminta anda menyebutkan nama dan tanggal lahir. Bukan karena mereka tidak tahu. Mereka akan mencocokkan apa yang anda sebutkan dengan data yang tertulis di rekam medis anda. Hanya dengan cara seperti itulah identitas anda dapat dipastikan kebenarannya. Kapan dilakukan identifikasi positif? Inilah lima keadaan dimana petugas harus melakukan identifikasi positif:
    1. Memberikan obat
    2. memberikan darah atau produk darah
    3. mengambil sampel darah
    4. mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinis
    5. melakukan tindakan atau prosedur
  7. Cukuplah orang lain menjadi korban salah operasi, salah obat, salah hasil laboratorium, salah diagnosa, dan berbagai kesalahan lain akibat salah identifikasi.
  8. Pastikan seluruh dokter dan perawat mencuci tangannya sebelum menyentuh anda. Bayangkan, berapa banyak kuman yang berpindah ke tubuh anda dari pasien sebelumnya jika mereka tidak mencuci tangan sebelum menyentuh anda.
  9. Seringan apapun, nyeri yang anda rasakan dikaji, dikaji ulang, dan dikelola oleh dokter. Nyeri adalah tanda penting yang harus mendapat perhatian serius.
  10. Sekecil apapun, potensi risiko jatuh pada anda dikaji, dikaji ulang, dan dikelola oleh perawat.
  11. Obat-obatan yang anda konsumsi di rumah ditanyakan oleh dokter/perawat, dicatat dan dibandingkan dengan obat-obatan yang diperoleh di rumah sakit.
  12. Sesulit apapun penyakit anda, anda sudah harus mendapat diagnosa dan terapi dalam 24 jam anda dirawat. Dokter akan menjelaskan diagnosa anda dan rencana terapi yang akan dilakukannya. Pastikan anda memahami apa yang dijelaskan dan berpartisipasi mengambil keputusan. Anda pun berhak untuk menyetujui atau menolak terapi yang akan dilaksanakan.
  13. Anda diberi penjelasan atas hasil pemeriksaan apapun yang dilakukan terhadap anda, begitu hasil tersedia. Jika tidak demikian, anda harus memintanya.
  14. Obat-obatan yang anda terima diberi label yang bertuliskan nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kadaluarsa dan nama anda.
  15. Berat badan digunakan sebagai dasar penyiapan obat-obatan untuk anak-anak.
  16. Anda diberi tahu mengenai hasil perawatan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak terduga.
  17. Selama dirawat, anda diberi penjelasan setidaknya untuk hal-hal berikut:
    1. Keamanan obat-obatan, termasuk efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan dengan makanan.
    2. Bagaimana menggunakan peralatan medis secara aman dan efektif (jika anda menggunakan)
    3. Diet dan gizi
    4. Manajemen nyeri
    5. Teknik-teknik rehabilitasi (jika anda mendapatkan)
  18. Anda dikunjungi dokter yang merawat anda setiap hari, termasuk akhir pekan.
  19. Mintalah pertemuan dengan tim dokter yang merawat anda jika anda dirawat oleh lebih dari 2 dokter. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka melakukan koordinasi dalam merawat anda.
  20. Anda didukung untuk mencari pendapat kedua tanpa takut akan berpengaruh terhadap perawatan anda.
  21. Jika terjadi keterlambatan atau hambatan pelayanan, anda diberitahu alasannya dan diberi informasi tentang alternatif yang ada.
  22. Jika anda akan dioperasi, anda diberi penjelasan sebelum anda memberikan persetujuan tindakan/operasi tersebut. Penjelasan tidak hanya untuk tindakan operasinya, tetapi juga untuk tindakan pembiusannya. Penjelasan yang harus dilakukan minimal berisi tentang:
    1. kondisi anda;
    2. usulan tindakan/operasi;
    3. nama petugas yang memberikan tindakan/operasi;
    4. manfaat dan kekurangannya;
    5. alternatif yang lain;
    6. kemungkinan keberhasilan;
    7. kemungkinan komplikasi;
    8. kemungkinan masalah terkait dengan proses pemulihan, dan
    9. kemungkinan hasil akibat tidak dilakukan tindakan/operasi
  23. Dokter bedah dan dokter anestesi (bius) mengunjungi anda untuk melakukan penilaian kondisi anda sebelum tindakan/operasi dilakukan.
  24. Area tubuh anda yang akan dioperasi ditandai dengan spidol khusus oleh dokter yang akan melakukan tindakan/membedah anda. Hal ini penting untuk memastikan ketepatan area tubuh anda yang akan dioperasi.
  25. Jika anda memiliki masalah dalam mobilitas, kemampuan melayani diri sendiri, dan hambatan kemandirian lain, rumah sakit merencanakan kepulangan anda sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan hambatan-hambatan yang anda miliki.
  26. Jika karena satu dan lain hal anda dirujuk ke rumah sakit lain, rumah sakit memastikan kelengkapan alat, orang yang bertanggung jawab, dan kesiapan rumah sakit rujukan.
  27. Dalam merawat pasien yang menjelang ajal, rumah sakit mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya, dengan cara:
    1. melakukan intervensi untuk menangani nyeri; juga gejala primer atau sekunder penyakitnya;
    2. sedapat mungkin mencegah gejala-gejala dan komplikasi;
    3. melakukan intervensi untuk mengatasi kebutuhan psikososial, emosional, dan spiritual pasien dan keluarganya berkaitan dengan kematian dan kesedihan;
    4. melakukan intervensi untuk menanggapi masalah agama dan budaya pasien dan keluarganya; dan
    5. melibatkan pasien dan keluarganya dalam pengambilan keputusan perawatan.
Jika semua atau sebagian besar dari hal-hal di atas dilakukan oleh rumah sakit yang anda kunjungi, risiko anda menjadi korban malpraktek adalah kecil. Dan sebaiknya anda hindari rumah sakit yang tidak melaksanakan seluruh atau sebagian besar dari hal-hal di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar